π΅ Livery Bus Tni Kopassus
LiveryBus Tni Registration And No; Livery Bus Tni Android Playstore Ini. Kedatangan dan permintaan livery arjuna xhd akan menjadi fokus kami untuk mengembangkan terus skin bus terbaik di android playstore ini. Update livery terbaru kali ini adalah skin bussid polisi, yang unik dan sering juga kita temukan saat polisi sedang patroli.
Liverybus Yudistira HD TNI | Bus Simulator Indonesia. Ok guys, selamat datang dan jumpa lagi di channel duo blog, kali ini saya mau coba berbagi livery Yudistira HD bussid, dengan tema mobil bus TNI (Tentara Nasional Indonesia), kalian juga bisa lihat livery MOD Mobil Angkot Ambulance TNI nya.
Ambilcontoh livery putih abu-abu pada NAS-332 Super Puma di Skadron Udara 45 mirip dengan garis livery pesawat-pesawat TNI AU di Skadron Udara 17 VVIP. Skin Liveri Bussid Kopassus Xhd. Huge collection amazing choice 100 million high quality affordable RF and RM images. 466 Download Livery BUSSID Bus Truck dan Mobil Terlengkap dengan Kualitas HD.
KopassusTNI, Kasui, Lampung, Indonesia. 25 likes. Personal blog
Kopassusmemperingati hari ulang tahun yang ke-64.
Bahkankariernya cemerlang dan menjadi seorang perwira TNI dengan pangkat Letkol. Kisah Letkol Untung Pranoto itu tertulis dalam buku yang berjudul Kopassus Untuk Indonesia dalam bab 'Pilihan Hidup: Jadi Bajingan atau Tentara'. Cerita awalnya, Untung bosan hidup di terminal bus dan menjadi preman, dia mencoba keberuntungannya menjadi anggota TNI.
Linklivery bus HUT TNI ke76: tidak bisa boleh minta NO WA saya:+62 882-2131-1370Dan tolong SUBSCRIBE chenel"Terlalu Santai":
PredatorKKB Papua Mati Kutu Disergap TNI-Polri, Awalnya Sempat Besar Mulut Ngaku Habisi Kopassus. 22/05/2022. TRIBUNPALU.COM - Anggota KKB Papua selama ini dikenal lantang memamerkan kehebatan
Thebuses of Douglas Corporation, which only operated within the borough, carried an all-over yellow livery with two red bands and corporation crest.Both operators used the bus station on Lord Street in Douglas as their base. Today, this site has been given over to a car park, whilst buses use roadside lay-bys on Lord Street itself.
. Jakarta - Brigadir Jenderal Iwan Setiawan resmi ditunjuk untuk menggantikan Mayor Jenderal Widi Prasetijono menjadi Komandan Jenderal atau Danjen Komando Pasukan Khusus Kopassus TNI pada 25 Maret itu bersamaan dengan beberapa penunjukan dan penggantian posisi lain atau mutasi di tubuh TNI AD yang tertuang dalam SK Nomor Kep/271/III/2022 Tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan Lingkungan TNI. Saat itu, totalnya sebanyak 113 Pati TNI yang dimutasi oleh Panglima TNI Andika sudah tercatat sebanyak tiga kali pergantian pimpinan pada tubuh Kopassus dalam empat bulan terakhir. Dari ketiganya, pergantian pertama terjadi pada pertengahan November 2021. Berikut adalah ketiga orang yang sempat memimpin Kopassus dalam empat bulan terakhir Teguh Muji AngkasaMengutip dari Tempo pada November 2021, Mayjen Teguh Muji Angkasa menggantikan Majen M. Hasan sebagai Danjen Kopassus pada pertengahan November 2021. Mutasi tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1029/XI/2021 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI. Mayjen Teguh Muji Angkasa sebelumnya bertugas sebagai dosen tetap Universitas Pertahanan Unhan. Sementara Mayjen Hasan yang digantikan oleh Mayjen Teguh saat ini bertugas sebagai Pangdam Iskandar Muda di Widi PrasetijonoMayjen Widi Prasetijono menggantikan Mayjen Teguh Muji Angkasa sebagai Danjen Kopassus pada 21 Januari hingga 25 Maret 2022. Pria kelahiran 4 Juni 1971 itu menjabat sebagai Danjen Kopassus tercepat yang hanya menjabat selama 53 hari. Mantan ajudan Presiden Joko Widodo tersebut saat ini menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer IV/Diponegoro menggantikan Iwan SetiawanMayjen Iwan Setiawan menggantikan Mayjen Widi Prasetijono sebagai Danjen Kopassus pada baru-baru ini, yaitu tanggal 25 Maret 2022. Iwan Setiawan adalah seorang lulusan Akmil 1992 dari kecabangan Infanteri Kopassus. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Waaslat Kasad Bidang Kermamil sejak 13 September 2021 hingga 25 Maret Iwan Setiawan adalah satu di antara tiga prajurit Kopassus yang berhasil menancapkan bendera merah putih di Puncak Everest. Pencapaiannya itu berkat dirinya mengikuti seleksi dan menjadi salah satu perwira Akmil yang lolos dan lulus untuk mengikuti ekspedisi pendakian menyambut HUT ke-45 Kopassus saat tiga orang pemimpin Kopassus selama empat bulan terakhir, terhitung sejak pertengahan November hingga 25 Maret DAMAYANTI Baca Begini Perjalanan Karier Danjen Kopassus Baru Iwan SetiawanSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram β Updateβ. Klik untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Jakarta - Hari ini, 5 Oktober 2022 merupakan HUT TNI ke-77. TNI merupakan garda terdepan menjaga keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI.TNI memiliki tiga matra yaitu TNI AD, TNI AL, dan TNI AU yang memiliki keunggulan di setiap pasukan atau sub yang dibentuknya, termasuk pasukan kesatuan yang dibentuk mempunyai keahlian dan spesifikasi pelatihannya masing-masing. Tentu yang paling dasar mereka dilatih untuk selalu memiliki loyalitas, kepemimpinan, kedisiplinan, dedikasi untuk negeri, teknik bertahan hidup, dan Khusus TNITerdapat banyak satuan yang dalam tubuh TNI saat delapan pasukan khusus TNI yang dimiliki militer Indonesia. DenjakaDilansir dari Detasemen Jalamangkara atau Denjaka awalnya bernama Pasukan Khusus AL atau disebut sebagai Pasusla. Tujuan dibentuk pasukan ini ialah untuk menghadapi segala ancaman di daerah territorial laut. Misalnya dalam hal terorisme dan sabotase yang akan berdampak strategis untuk kedaulatan diresmikan ketika Kepala Staf Angkatan Laut KSAL menyurati Panglima TNI yang isinya berkisar keinginan untuk membentuk pasukan ini. Barulah diresmikan pada November 1984 menjadi bagian dari satuan antiteror aspek laut di bawah naungan Korps Marinir. TontaipurTontaipur atau kepanjangan dari Peleton Intai Tempur merupakan pasukan berkualifikasi intelijen tempur Kostrad. Satuan ini dibina langsung oleh arahan Panglima Kostrad yang berkemampuan Tri Matra. Mereka juga akan ditempatkan di Yon Satria Sandi pasukan Tontaipur direkrut dari berbagai satuan yang berdinas di Kostrad. Adapun tujuan pembentukan Peleton Taipur, salah satunya untuk melatih serta membentuk prajurit satuan jajaran Kostrad menjadi prajurit Taipur yang memiliki kemampuan beradaptasi di berbagai bentuk medan seperti di rawa, laut, hutan, gunung, dan perkotaan. KopassusKopassus dikenal sebagai momok menakutkan bagi para lawannya. Pasukan ini seringkali berhasil dalam upaya berbagai operasinya. Dilansir dari prajurit Kopassus dididik untuk memiliki jiwa militan, ksatria, loyal dan tentara yang tergabung dengan Kopassus memiliki loyalitas yinggi kepada pimpinannya, termasuk untuk Presiden, Panglima TNI, dan Kepala Staf Angkatan Darat. Tugas pokok pasukan mereka adalah untuk menghadapi berbagai ancaman, gangguan, dan hambatan yang berlawanan dengan NKRI. KopaskaSatuan khusus selanjutnya adalah Pasukan Tengkorak Komando Pasukan Katak Kopaska TNI AL. Dinamakan Pasukan Tengkorak karena mereka bertugas dengan mengenakan wajah tertutup topeng bergambar tengkorak manusia. Hal ini yang membuat mereka cukup hanya diperlukan spesialisasi dalam berenang dalam air. Tetapi, untuk bisa masuk ke dalam pasukan khusus ini perlu mahir dalam beradaptasi dalam tiga kondisi, yaitu laut, darat, dan udara. Kemampuan ini tercermin dari moto Satuan Kopaska, yaitu Tan Hana Wigna, Tan Hana Sirna. Arti dari moto tersebut ialah tidak ada rintangan yang tidak dapat dilalui. YontaifibIklan Yontaifib merupakan pasukan yang tergabung dalam Korps Marinir TNI AL. Dahulu pasukan ini dinamakan Komando Intai Para Amfibi atau KIPAM. Mereka memiliki tugas khusus seperti infiltrasi dan pengintaian. Oleh karena itu, mereka biasa dikenal dengan nama Batalyon Intai Amfibi di kalangan TNI masuk dalam pasukan YonTaifib, anggota perlu diseleksi terlebih dahulu dari prajurit marinir yang memenuhi persyaratan mental, fisik, kesehatan, dan telah berdinas aktif minimal dua tahun. Pelatihan paling terkenalnya adalah berenang sejauh 3 km dalam kondisi kaki terikat. Satuan Bravo 90Dilansir dari Antaranews, Satuan Bravo 90 atau disingkat menjadi Satbravo 90 merupakan satuan khusus penanggulangan teror. Pasukan ini telah dibentuk sejak perideo 1990-an dengan memberikan kemampuan khusus bagi tugas Satbravo 90 di antaranya meliputi pelaksanaan operasi intelijen, melumpuhkan instalasi musuh, serta penindakan terror bajak udara. Berbagai tugas tersebut didukung dengan kemampuan bela diri seperti karate, cara menembak, latihan diri, penguatan mental, dan fasih berbahasa yang cakap. KopasgatKorps Pasukan Khas atau disingkat Paskhas merupakan unit operasi khusus yang memiliki tugas berkaitan dengan keamanan di daerah pangkalan udara. Dengan contoh mengontrol pangkalan udara, pertahanan udara, kontrol pertempuran, serta tugas pencarian dan penyelamatan juga Paskhas sekarang berganti nama menjadi Kopasgat langsung dibawahi oleh TNI AU. Perubahan nama ini tertuang dalam dalam Surat Keputusan SK Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Nomor Kep 66/1/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI, tertanggal 21 Januari dari warna lambang pasukan ini ialah kuning. TNI AU mengartikan warna ini sebagai keluhuran budi seorang prajurit dalam melaksanakan tugasnya. Lalu jika dilihat secara rinci, maka terlihat emblem dari Kopasgat adalah perisai bewarna dasar merah yang dibatasi dengan warna putih. Selain itu, terdapat juga gambar payung udara, senapan bersangkur, dan meriam dengan pita. Satuan 81 GultorPasukan ini bermarkas di pangkalan TNI AD. Terkenal karena pasuka ini diambil dari anggota-anggota pilihan yang terseleksi dengan baik, Dilansir dari Satuan 81 terbentuk setelah kasus pembajakan pesawat terbang DC-8 PT Garuda Indonesia. Dengan demikian, pasukan ini bertugas secara penuh untuk menjadi intelijen dalam aksi yang RACHMAN Baca HUT TNI ke-77 Jalan Berliku Terbentuknya TNI, Masih Ingat ABRI Masuk Desa?Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Komando Pasukan Khusus Insignia of April 16, 1952 β PresentCountry IndonesiaBranch Indonesian ArmyType Special ForcesRole Group 1 & 2 -Special Operation forces, Jungle warfare, Unconventional Warfare, Counter-Insurgency,Special Reconnaissance, Direct ActionGroup 3 - Combat IntelligenceGroup 4 - TrainingGroup 5, Also known as SAT-81 Gultor - Counter TerrorismSize Five regimentsPart of Indonesian National Armed Forces Tentara National Indonesia IndonesianGarrison/HQ Batu Jajar , West JavaNicknames KopassusMottos Berani, Benar, Berhasil English= Brave, Right, SuccessfulColors Red beretEngagements Local rebellions 1950s Western New Guinea 1961β1962Indonesia-Malaysia confrontation 1963β1966Coup attempt and massacres 1965East Timor military campaign Seroja Operation 1975The Hijacking of Garuda Flight GA 206 Woyla Operation 1981See the operations for detailsCommandersCurrentcommander See the List of Kopassus Commanders Kopassus a portmanteau of "Komando Pasukan Khusus" or "Special Forces Command" is an Indonesian Army special forces group that conducts special operations missions for the Indonesian government, such as direct action, unconventional warfare, sabotage, counter-insurgency, counter-terrorism, and intelligence gathering. Kopassus was founded on April 16, 1952. It is gaining worldwide attention after the successful hostage release operation of Garuda Indonesia Flight 206.[citation needed] The Special Forces quickly made their mark by spearheading some of the government's military campaigns putting down regional rebellions in the late 1950s, the Western New Guinea campaign in 1961-1962, the confrontation with Malaysia from 1962β1966, the massacres of alleged communists in 1965, the East Timor invasion in 1975, and the subsequent campaigns against separatists throughout Indonesia. Kopassus is alleged by external media and human rights-affiliated NGOs to have committed violations of human rights in East Timor, Aceh and Papua and the capital Jakarta. Notably in the Western press, published articles in mainstream media may include epithets such as "the notorious Kopassus".[1] History[] On April 15, 1952, Colonel Alexander Evert Kawilarang laid the foundation for Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi Kesko TT, the early name of Kopassus. The impetus for building this special force was provided from an experience of frustration when fighting against the troops of the RMS Republik Maluku Selatan or Republic of the South Moluccas forces, who were supported by two companies of Dutch Korps Speciale Troepen KST. The Indonesians were amazed and hampered by KST's sniper ability and skills- which the Indonesian armed forces at the time did not possess. They were then inspired to build a similar force for Indonesia. However, at that time, there were no Indonesian commanders with necessary experience nor skills in special operations. However, Lieutenant Colonel Slamet Riyadi would not see his dream realized due to his death in a battle against the troops of the separatist RMS. Not long after, Colonel Kawilarang with the use of military intelligence located and met with Major Rokus Bernardus Visser - a former member of the Dutch Special Forces who had remained a peaceful and law-abiding citizen in newly independent Indonesia, settled in West Java, married an Indonesian woman, and was known locally as Mohamad Idjon Djanbi. He was the first recruit for the Indonesian special forces, as well as its first commander. Due to him, the unit later to become Kopassus adopted the distinctive Red Beret similar to that of the Dutch Special Forces. Also because of this, the unit sometimes also called Baret Merah by Indonesians Red Berets in Indonesian. At that time, Indonesia's special force name was Third Territorial Command Komando Teritorium Tiga KTT. Kopassus was the final result of five name changes KTT, KKAD, RPKAD, and Kopasandha. The first generation of this force was only around a hundred soldiers or one company, headquartered in Bandung. As RPKAD Resimen Para Komando Angkatan Darat, a name used in the 1960s, the para-military force was involved in the widespread killings[2] during Gen. Suharto's rise to power. An estimated half-a million people were killed in the anti-communist purge with strong communal overtones. RPKAD was involved in wiping out entire villages such as Kesiman east of Denpasar in Bali, many of them in beach areas which are major tourist resorts today[3] The unit also saw action during the Indonesia-Malaysia Confrontation when in 1965, Indonesia launched a war for control of North Borneo Sabah/Sarawak during Malaysian independence, particularly in the Battle of Sungei Koemba. List of Kopassus Commanders[] This article does not contain any citations or references. Please improve this article by adding a reference. For information about how to add references, see TemplateCitation. Kopassus is currently led by Commandant General or DanJen, who holds the rank of Major General. Below is a list of commanders who have led the special forces. List of Commandant of the Special Command Force General Name Year Remark Major Moch. Idjon Djanbi Rokus Bernardus Visser 1952-1956 Led from Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi Kesko TT till RPKAD Major Djaelani 1956-1956 - Major Kaharuddin Nasution 1956-1958 - Major Mung Parahadimulyo 1958-1964 - Colonel Sarwo Edhie Wibowo 1964-1967 RPKAD to Puspassus TNI-AD Brigadier General Widjoyo Suyono 1967-1970 - Brigadier General Witarmin 1970-May 1975 1971 Puspassus TNI-AD to Kopassandha Brigadier General Yogie SM May 1975-April 1983 - Brigadier General Wismoyo Arismunandar April 1983-May 1985 - Brigadier General Sintong Panjaitan May 1985-August 1987 Kopassandha to Kopassus Brigadier General Kuntara August 1988-July 1992 - Brigadier General Tarub July 1992-July 1993 - Brigadier General Agum Gumelar July 1994-September 1995 - Brigadier General Subagyo HS September 1995-December 1995 - Major General Prabowo Subianto December 1995-March 1998 August 1996 Brigadier General to Major General Major General Muchdi PR March 1998-May 1998 - Major General Syahrir MS 1998-2000 - Major General Amirul Isnaini 1 June 2000 β 2002 - Major General Sriyanto 2002-15 February 2005 - Major General Syaiful Rizal 15 February 2005 β 2006 - Major General Rasyid Qurnuen Aquary August 2006-September 2007 - Major General Soenarko 4 September 2007 β 1 July 2008 - Major General Pramono Edhie Wibowo 1 July 2008- 3 December 2009 - Major General Lodewijk Freidrich Paulus 4 December 2009-June 2012 - Major General Wisnu Bewa Tenaya June 2012 - Major General Agus Sutomo June 2012 β present Human rights issues[] Kopassus has been accused by numerous NGOs and Western politicians of human rights violations. Amnesty International and Indonesian human rights groups including the official National Commission on Human Rights Komnas HAM have cited alleged abuses by purported members of Kopassus. In 1975, five Australian journalists, known as the Balibo Five, were killed by members of the Kopasses in the town of Balibo during the Indonesian invasion of East Timor.[4] The Indonesian military has always maintained the men were killed in a cross-fire during the battle for the town.[5] During the May 1998 riots of Indonesia, renegade Kopassus members were involved in organising and carrying out acts of murder and violence against Chinese Indonesians.[6] This included involvement in mass gang-rapes of Sino-Indonesian women and girls across Jakarta.[7] In 2001, four Kopassus members were convicted of the strangulation of Theys Eluay, the former chairman of the Papua Presidium Council. They were part of a group which had killed Theys after ambushing him and his driver. The group's leader, Lt-Col Hatono, and another soldier received prison sentences of three and a half years while two others received three years. A further two officers had their charges dismissed.[8] The men were all Kopassus members from Group V Jakarta and were not based in Jayapura or West Papua. They faced a court-martial, which found them not guilty on the more serious charges of premeditated murder, because the Kopassus are legally exempt from the jurisdiction of civil law. Indonesian Army Chief, General Ryamizard Ryacudu 2002β05, accepted the men had to prosectuted "because Indonesia is a State based on law" but he affirmed their defense's view that they were heroes who had killed a rebel leader.[9] Some international partners have severed military ties with Kopassus in response to allegations of human rights abuses. For example, Australia ceased training with Kopassus in 1999 in relation to Kopassus' role in violence in East Timor.[10] Training[] Kopassus currently participates in bilateral training exercises with international partners. After resuming military ties in 2003, Australia's special operations unit, the Special Air Service Regiment, conducts an annual counter terrorism exercise, with Australia and Indonesia taking turns to host the event.[11] In July 2011, Kopassus and Chinese special forces held a joint counter terrorism exercise called Exercise Sharp Knife, held in Bandung, Java.[12] In 2012, the same exercise was held in Jinan, Shandong province, in July.[13] Notable members[] Alexander Evert Kawilarang Sarwo Edhie Wibowo LB Moerdani Former ABRI Commander in Chief Yogie SM Wismoyo Arismunandar - Former TNI-AD Chief of Staff Agum Gumelar Prabowo Subianto Colonel Mung Parhadimuljo General Meas Sophea honorary member chief of the Royal Cambodian Army. Equipment[] Accuracy International AW[14][15] AK-47[14][15] Benelli M3T[14][15] Beretta 92SB / Beretta 92F[14][15] Browning Hi-Power[14][15] Colt 1911[14][15] Colt M4[14][15] FN Herstal Five-Seven[14][15] FN Herstal MAG[14][15] FN Herstal Minimi[14][15] FN Herstal P90[14][15] Franchi SPAS-12[14][15] Glock 19[14][15] Heckler & Koch G3[14][15] Heckler & Koch G36[14][15] Heckler & Koch HK53[14][15] Heckler & Koch Mk23[14][15] Heckler & Koch MP5[14][15] Pindad SS1[14][15] Pindad SS2[14][15] Pindad SS2-V5C[16] Remington 700[14][15] Sig Sauer P226 / P228[14][15] Sig Sauer SIG 552[14][15] Steyr AUG[14][15] Uzi[14][15] Walther PPK[14][15] Kriss Custom made Fairbairn-Sykes Fighting Knife Ultimax 100[17] Fighting vehicles[] Casspir MK3[18] Pindad Komodo[19] References[] Notations[] Ken Conboy 2003 KOPASSUS Inside Indonesia's Special Forces, Equinox Publishing, ISBN 979-95898-8-6 Notes[] β Jones, Tony; Griffiths, Emma 12 August 2003 "Al Qaeda claim could be authentic Howard". transcript Lateline, Australian Broadcasting Corporation ABC. Retrieved 12 July 2013 β Robert Cribb. Southeast Asia a historical encyclopedia, v. 3, ed. Keat Gin Ooi, article on Gestapu Affair 1965. β Prashad, Vijay; 2009. The Darker Nations A Biography of the Short-Lived Third World. LeftWord Books. p. 167 β McDonald, Hamish 16 November 2007. "Balibo Five deliberately killed coroner". The Sydney Morning Herald. β "The Balibo five Among so many dead in East Timor, a few now famous foreigners". The Economist. 27 August 2009. Retrieved 16 October 2013. β "Ethnic Chinese tell of mass rapes". BBC News. 23 June 1998. Retrieved 16 October 2013. β "The May 1998 Riot in Jakarta, Indonesia". Retrieved 16 October 2013. β Moore, Matthew & Karuni Rompies 22 April 2003. Kopassus guilty of Eluay murder. The Age. β Kingsbury, Damien 2003. Power Politics and the Indonesian military. Routledge. p. 280. ISBN 0-415-29729-X. β Damien Kingsbury, March 2004 "Australia's Renewal of Training Links With KOPASSUS A Critique". Strategic and Defence Studies Centre, ,Research School of Pacific and Asian Studies, Australian National University, Retrieved 12 July 2012 β Desy Nurhayati 28 September 2010 "Kopassus, Australia's SAS conduct joint anti-terrorism drill". The Jakarta Post. Retrieved 12 July 2013 β Luke, Leighton G. 15 June 2011 "China, Indonesia Launch Joint Special Forces Training Initiative". Retrieved 12 July 2013 β Zhao Wei 2 July 2012 "China, Indonesia hold joint anti-terrorism exercise". Retrieved 12 July 2013 β "Kopassus & Kopaska - Specijalne Postrojbe Republike Indonezije" in Indonesian. Hrvatski Vojnik Magazine. Retrieved 2009-10-18. β "Komando Pasukan Khusus Kopassus". ShadowSpear Special Operations News. January 28, 2009. Retrieved 2009-10-18. β "Senjata SS2 V5C Kopassus". June 24, 2012. β β β "Komodo Untuk Pasukan Khusus". April 27, 2013. External links[] Indonesian Mabes TNI-AD Kopassus report report report "South African mercenaries helped KOPASSUS", by Peter Cronau, Pacific Journalism Review Background on Kopassus and Brimob Indonesian Forces Tapped by Obama for Renewed US Aid Implicated in New Assassinations - video report by Democracy Now! Photos vte Indonesian Army TNI-ADTerritorial Command Kodam Jaya Kodam Siliwangi Kodam Diponegoro Kodam Brawijaya Kodam TanjungpuraOperational Command Kostrad Kopassus vte Special Units of Indonesian Armed Forces TNI Indonesian Army TNIβAD Special Forces Kopassus Strategic Reserve Kostrad Indonesian Navy TNIβAL Marine Corps KorMar Frogman Commando Kopaska Marine Reconnaissance Battalion Taifib Special Forces Denjaka Indonesian Air Force TNIβAU Special Forces Paskhas Bravo Detachment 90 Den Bravo 90
livery bus tni kopassus